JAKARTA - Pada tahun 2008 pengapalan PC di Indonesia mengalami peningkatan hingga 100 persen lebih dan 48 persen di antaranya terjual ke end user. Tentu ini menjadikan pengguna personal sebagai penyumbang software bajakan terbesar. Namun, menurut Dhonny Sheyoputra dari BSA, justru razia harus lebih ditingkatkan pada segmen koorporat, bukan pada pengguna personal.
"Bahkan kalau perlu, peningkatannya harus dua kali lebih efektif dari sebelumnya," ujar Dhonny di laporan IDC terkait pembajakan software secara global di Penang Bistro, Jakarta Pusat, Selasa (12/5/2009).
Hal tersebut perlu dilakukan karena menyasar software bajakan di perusahaan lebih mengena ketimbang personal. Bahkan dukungan media juga cukup ampuh dijadikan efek jera perusahaan, yang otomatis akan berimbas pada konsumen personal.
"Sekarang pemerintah tidak mungkin razia door to door. Lagipula, barang bukti yang yang didapatkan juga sedikit. Jadi kurang tepat," tandasnya.
Kendati demikian, Dhonny juga menyarankan agar tidak terjadi ketimpangan, pemerintah perlu menyosialisasikan pentingnya software asli pada publik. Terlebih mengingat daya beli masyarakat juga masih lemah.
Salah satu cara lainnya, dengan mempertegas mal-mal untuk tidak menjual lagi software bajakan. (srn)