JAKARTA - Juniper memperkenalkan infratruktur jaringan generasi lanjutan untuk perusahaan yang memiliki kantor cabang yang terdistribusi (Distributed enterprise).
Generasi terbaru yang didukung beberapa tambahan produk baru untuk SRX Series Services Gateway dan Jajaran Baru EX Series Ethernet Switches itu diklaim mampu menghemat OPEX perusahaan hingga 41 persen.
"Jumlah efisiensi itu merupakan hasil analisa pihak ketiga, yaitu Forrester Consultin," kata Country Manager Juniper Network Indonesia, Ronny Sumantri kepada wartawan di hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/5/2009).
Produk gateway, SRX240 dan produk EX Switch2200 merupakan produk terbaru yang diluncurkan Juniper untuk mendukung infrastruktur jaringan miliknya. SRX240 akan tersedia mulai harga USD2.999 sedangkan switch EX2200 baru tersedia pada kuartal pertama 2010 dengan harga mulai USD2.400.
SRX240 yang memiliki 16 port onboard Gbps Ethernet dan empat slot expansion mampu menghasilkan kinerja hingga lima kali lipat untuk keamanan dengan harga separuh dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing di pasaran.
Selanjutnya, Ronny mengungkapkan hingga saat ini sudah ada sekira delapan perusahaan yang akan bekerjasama dengan Juniper untuk penyediaan infrastruktur jaringan.
"Dari delapan itu, dua merupakan customer kami yang lama sedangkan enam merupakan perusahaan baru bagi kami," ujar Ronny.
Infrastruktur Jaringan Multi service yaang ditawarkan Juniper menggabungkan fungsi security, routing, dan switching terintegrasi yang berjalan dengan sebuah sistem operasi tunggal dengan pengelolaan yang mudah dan dapat memberikan keseragaman mulai untuk kantor cabang berukuran besar maupun kecil.
Gencarnya ekspansi yang dilakukan Juniper tak terlepas dari keinginan Juniper untuk mempertahankan posisinya di Indonesia seperti pada tahun 2007-2008 yang mecapai pertumbuhan 150 persen.
"Tahun 2008, pertumbuhan di Indonesia merupakan yang terbaik dibandingkan negara lainnya," kata Ronny.
Kendati demikian, diakui Ronny pada kuartal I 2009 ini secara global Juniper mengalami penurunan pendapatan sekira 7 persen dibandingkan tahun 2008. (srn)