Communication Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Forum-na Anak-anak
 
HomeHome  Latest imagesLatest images  SearchSearch  RegisterRegister  Log inLog in  

 

 Perjanjian Berdarah Part 1

Go down 
AuthorMessage
RikiFauji
First reputation member
First reputation member
RikiFauji


Posts : 42
Points : 134
Reputation : 32
Join date : 2009-05-10
Age : 30
Location : JakarTa Sumuk PoLL

Perjanjian Berdarah Part 1 Empty
PostSubject: Perjanjian Berdarah Part 1   Perjanjian Berdarah Part 1 Icon_minitimeSun 10 May 2009, 18:02

Suasana tegang memenuhi ruangan yang dihadiri oleh 6 orang tersebut.

“Jadi bagaimana?” Desi membuka suara.Bluefame.com

Raka mendesah nafas berat. Pemuda berpakaian serba hitam ini mengusap-usap bibirnya.

“Usulku cuman satu, Des! Pasrah!” Raka menyambung.

“Hei..hei..kalian yang serius donk! Pasrah bukan jalan keluarnya!” Roy memprotes kata-kata Raka. Pemuda gondrong itu makin berkeringat dingin.

“Ada usul lain?” Desi kembali melirik satu-satu orang yang hadir disitu.

Kembali senyap.

Mereka masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Nafas-nafas berat makin sering terdengar di ruangan tersebut.
Bluefame.com
Raka mencomot sebatang Marlboro merah kesayangannya, dengan tergesa ia membakar ujung rokok tersebut sambil menghisap dalam-dalam.

“Ehm…” Meilin yang sejak tadi diam buka suara. “Bagaimana kalau kita langsung tanya orangnya sendiri?”

“Bodoh! Apa kau mau bertanya ‘Hei Ven apa kamu sekarang masih perawan?’ Begitu?” Alex memotong sambil menjitak pelan Meilin.

“Sudah-sudah…! Lebih baik pikirkan cara yang masuk akal gitu!” Poppy menengahi, cewek manis kuncir kuda ini langsung angkat bicara.

“Gara-gara kalian juga sih yang tidak becus mendekati si Vena! Kita-kita semua jadi kena getahnya!” Alex masih ngotot mempertahankan pendapatnya, kacamatanya sudah melorot sampai ujung hidung. Buru-buru ia membetulkan.

“Sudah diam semua! Kok jadi saling menyalahkan sih!” Desi, cewek manis berambut cepak itu segara menghardik.

Raka masih tetap menghisap rokoknya dengan tenang. Roy mulai memainkan jari-jarinya dengan gelisah.Bluefame.com

“Apa tidak bisa diganti dengan yang lain Des?” Alex kembali angkat bicara.

Desi melotot “Pertanyaan konyol yang ga perlu dijawab!” tegas Desi.

Alex mengangkat bahunya. Roy makin gelisah, baju hitamnya makin basah oleh keringat.

“Ok….ok gini aja deh! Aku aja yang ntar malam memancingnya.” Alex mengajukan diri.

Semua menatap tajam ke arah pemuda berkacamata tersebut.

“Kau yakin lex?” Roy bertanya.

“Awas jangan sampai gagal! Kau tau sendiri akibatnya lex!” Desi menambahkan.

Alex diam, menyesal dia mengajukan diri. Tapi apa mau dikata? Dipandangnya satu persatu temannya. Pandangan yang berusaha meminta keyakinan.

“Ok Des. Beres! Aku tahu resikonya kok!” sahut Alex.

Hampir bersamaan semua yang diruangan tersebut menarik nafas lega.
Bluefame.com
“Tapi kalo Alex tidak berhasil bagaimana Des?” tiba-tiba si Meilin membuka suara.

“He..he…jangan kuatir Mei! Alex playboy kampung hebat tuh! Kenyataannya kaupun dah dicicipi olehnya kan?” Raka terkekeh-kekeh menjawab.

Meilin melengos melotot ke arah Raka.

“Uhui..jangan marah say! Waw ntar aku ndak dapat jatah lagi neh!” Raka mulai berceloteh.

Meilin mau tak mau tersenyum juga mendengar celoteh konyol Raka.

Suasana beku yang sejak tadi ada diruangan itu kembali cair.

“Aku ke atas dulu” Alex berpamitan, lalu dengan tergesa ia meninggalkan ruangan tersebut.

“Ehm..! Buat rencana tu kayanya!” Poppy menanggapi.

Raka terkekeh kecil.
Bluefame.com
Tiba-tiba pintu kecil di samping ruangan itu terbuka, sosok pria bertubuh agak gemuk tapi gempal, berumur 45 tahunan memasuki ruangan. Pak Simo, nama pria tersebut adalah pengawas sekaligus kepercayaan di rumah kos tersebut.

“Bagaimana?” tanyanya sambil mengambil tempat duduk disamping Poppy.

Hampir bersamaan Roy dan Meilin mengangkat bahu, sementara Raka tetap santai menghisap dalam-dalam rokoknya.

“Alex, yang mungkin bekerja malam ini pak.” Desi menjawab.

Pak Simo memandang satu persatu yang ada diruangan tersebut. Lalu menghela nafas panjang

“Harus terlaksana malam ini! Tidak bisa kita tunda lagi. Kalian tahu akibatnya bila kita sampai belum dapat memenuhi permintaannya pada hari Jumat besok.” Pak Simo berkata serius sambil menatap dalam-dalam semua yang hadir diruangan tersebut. Mereka semua yang mendengar perkataan Pak Simo begidik pelan membayangkan akibat yang didapat apabila hal itu sampai terjadi. Raka mematikan puntung rokoknya, lalu buru-buru menyalakan batang kedua. Roy kembali berkeringat dingin, sedang ketiga gadis itu saling memandang dengan perasaan gelisah.

“Hmmm… sudahlah, kalian pasti yakin kalau Alex dapat melakukannya kan?” Pak Simo memecah kebisuan yang mencekam. Hampir bersamaan semuanya mengangguk pelan.

“Baiklah kalian santai-santai sajalah malam ini. Kita tunggu perkembangan sampai besok pagi.” Sambung Pak Simo lagi sambil bangkit dari tempat duduknya, lalu tanpa berkata apa-apa lagi dia meninggalkan ruangan melalui pintu yang pertama kali dia masuki.Bluefame.com

“Ok, jangan terlalu dipikirkan lagi tambah pusing aku!” Desi memecah kesunyian setelah beberapa saat semuanya membisu.

“Setuju!” Roy menyahut lalu mengucek-ucek rambot gondrongnya. “Bisa cepat tua aku ini kalo terlalu banyak jutek!” sambungnya lagi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu pagar dibuka, dan tak lama kemudian seorang gadis yang sangat cantik berambut sebahu muncul diruangan tersebut

“Hai semua! Malam! Kok pada belum tidur? Lagi pada ngapain?” Sapa Vena renyah.

“Wah dari mana nih? Kok ceria banget, Ven? “ Meilin menanggapi.

“Cuman belanja keperluan sehari-hari aja kok.” Jawabnya lagi sambil menunjukkan tas plastik belanjaannya. “O ya ni buat kalian!” katanya lagii sambil mengaduk- ngaduk tas belanjaannya lalu menaruh 2 kaleng biskuit dia atas meja.

“Thanks Ven!” Desi tulus berkata.Bluefame.com

“It’s ok kok! O ya aku ke atas duluan ya! Met malem semuanya!” Vena berseru lalu dengan berlari kecil dia meninggalkan ruangan.

Raka menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

“Kasihan.” Bisik Raka.

Desi menjitak kepala Raka

“Elo kasihan apa suka?”

Raka mengusap-usap kepalanya yang terkena jitak Desi.

“Sakit tau!” seru Raka dengan gaya konyolnya.

Meilin tertawa kecil melihat tampang Raka yang meringis-ringis tidak karuan.

Suasana yang kaku tadi berubah agak lunak dengan kelakuan Raka.Bluefame.com

“Roy!!! Dasar rakus kau!” Poppy berseru melihat Roy dengan tenangnya mendekap 1 kaleng biskuit dengan mulut penuh, ternyata anak itu diam-diam sudah mulai melahap biskuit pemberian Vena tadi.

Poppy langsung mengulurkan tangannya untuk mencubit paha Roy. Tapi dasar Roy mana mau dicubit begitu saja, dia langsung menghindar tangan Poppy dengan membuka pahanya lebar-lebar. Akibatnya tangan Poppy malah nyasar mendarat di ‘anu’nya si Roy.

“Haduhh..!! Ganas sekali kau Pop! Masa sampai ‘adik’ku mau kau cubit!” seru Roy dengan mulut penuh biskuit.

“Alah biar! Biar mampus sekalian.” Seru Poppy lagi tanpa melepaskan tangannya pada kemaluan si Roy.

Semuanya tertawa ketika melihat Roy merem-melek mohon ampun ketika kemaluannya dicubit oleh Poppy.

“Rasain kau Roy! Hilang sudah barang kebanggaanmu!” Meilin menimpali.

“Ah sudah..sudah..bercandanya! Aku mau tidur dulu. Besok aku shift pagi soalnya.” Kata Desi, lalu bangkit dari tempat duduknya.

Tangan Raka dengan jahil meremas buah dada Desi yang sedang melewati tempat duduknya. Alhasil? Sebuah jitakan mendarat lagi di kepalanya.

Desi cuman tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya dia menghilang dari ruangan itu.

“Aku juga mau ke atas ah!” kata Meilin “Hoi Roy ikutan ga?” tawar Meiling dengan senyum menggoda. Bluefame.com

Sementara itu Roy masih dengan penderitaan, tangan Poppy masih dengan kuat menjepit kemaluannya.

“Iya..iya aku ikutan deh! Tapi bantu aku dulu donk! Kalau engga ntar bagianmu ini hilang loh!” Roy asal aja ngomong.

Meilin cuman terkikik kecil. “Ya sudah kalo ga mau, kamarku aku kunci deh!” ancam Meilin. Begitu mendengar ancaman Meilin, buru-buru Roy melemparkan kaleng biskuitnya ke meja lalu langsung ngabur mengikuti Meilin. Sementara Poppy mendengus kesal karena buruannya hilang.

Raka memperhatikan semuanya dengan masih menghisap sebatang Marlboro merahnya.

Poppy bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Raka, Senyum menggoda tersungging di bibir mungilnya. Dengan santai ia menghempaskan pantatnya di sofa, merapat pada Raka.

“Mau cubit punyaku juga?” Raka nyengir, lalu melebarkan pahanya, “Nih!” Sambungnya lagi. Gundukan penisnya tercetak jelas di celana kolor parasutnya. Poppy ketawa kecil melihat Raka yang sudah setengah konak. Tangannya meluncur mengelus-elus penis Raka di luar celana parasutnya.Bluefame.com

“Aduh Pop, kalau ini memang gaya kamu mencubit, tiap hari aku pengen juga dicubit ama kamu!” cerocos Raka. Lalu dengan santai, melepas celana parasutnya hingga penisnya tampak jelas tegak mengacung.

“Disini?” Tanya Poppy.

Raka nyengir lalu melihat sekeliling ruangan dengan pandangan selidik sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Poppy memelorotkan badannya hingga dalam posisi berlutut di depan Raka, diraihnya penis Raka, lalu dengan sigap Poppy mulai mengulum penis Raka. Tangannya mengocok perlahan batang penis itu, membuat Raka melenguh keenakan.

Raka membuka kaus yang dipakainya dengan tergesa, diteruskan dengan melolosi pakaian yang dikenakan Poppy hingga keduanya telanjang bulat. Raka menghisap rokoknya dengan santai sementara Poppy terus mengulum dan menjilati penisnya. Tangan Poppy secara teratur mengurut-urut batang penisnya, mengelus-elus buah zakar, dan sesekali melakukan gerakan menggelitik. Raka merasa terbang ke langit tingkat tujuh, urat-urat disekitar selangkangannya menegang kencang memberikan respon atas desakan syahwatnya. Bluefame.com

Mulut Poppy berpindah ke atas perlahan-lahan, dengan gerakan menjilati perut lalu terus menuju keatas hingga sampai di dada Raka. Poppy mulai menghisap putting susunya dengan secara bergantian, menimbulkan rasa geli bercampur nikmat bagi Raka. Raka mematikan rokoknya, tangannya lalu mulai bekerja meremas, memijat secara perlahan buah dada Poppy yang membulat kencang. Jari-jarinya memainkan putting susunya yang mulai mengeras, memijit dan mengurut secara bergantian.

Erangan-erangan kecil mulai keluar dari bibir kedua insan yang berlainan jenis itu, sementara tangan-tangan mereka tetap bekerja mencari-cari titik rangsangan pada tubuh masing-masing. Poppy mengalihkan mulutnya dari dada Raka lalu mencari-cari mulutnya, mulut keduanya kini saling membelit, menghisap, sementara kedua lidahnya menari-nari.

Tangan Raka turun ke arah selangkangan Poppy, jari-jarinya kini memilin-milin pelan kelentit vagina Poppy. Tanpa sadar Poppy melenguh menahan nikmat yang tak terkira, otot-otot di sekitar vaginanya berdenyut tegang dan mulai mengeluarkan cairan pelumasnya.
Back to top Go down
http://unmanned-aerial.friendhood.net
 
Perjanjian Berdarah Part 1
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Communication Forum :: Auditorium Hall :: Mystery-
Jump to: